Senin, 13 Juni 2011

Para Idola itu, Mereka Sehari-hari

Globalilasi sepakbola telah membuat pesepakbola menjadi idola, selalu dikejar-kejar untuk sebuah tanda tangan atau foto, sampai menjadi ikon sebuah produk komersial. Mereka tak ubahnya seperti selebritis yang dipuja para penggemarnya dan sangat dikagumi bakatnya. Bahkan mereka dianggap penggemar beratnya sebagai makhluk yang sedikit ‘lebih’ dibanding manusia biasa.
Hobi link digging (well, ini istilah ngasal saya sendiri sih :) , yang kurang lebih berarti ‘keisengan’ mengeksplorasi link yang ada ketika berinternet) mengarahkan saya ke bererapa akun sharing foto lewat twitter yang dimiliki oleh beberapa pesepakbola. Cukup mengundang senyum juga, ketika saya memperhatikan foto-foto mereka. Mereka terlihat begitu ‘memanusia’ dengan berbagai aktifitas sehari-hari yang mereka lakukan. Beberapa di antara mereka yang biasanya sangat berwibawa di lapangan, terlihat begitu ‘rame’ dan ‘narsis’ dengan pose yang mereka buat.
Well, ini beberapa di antaranya:
Lihat ekspresi sang kapten Barcelona. Sepertinya pada saat piala dunia 2010.
Duo Madrid. Ramos sepertinya lebih ‘narsis’.
Bagaimana tentang el clasico kemarin, Ramos? Mudah-mudahan masih akur seperti ini.
Lagi-lagi si ‘narsis’ Ramos, berpose dengan el pipita Gonzalo Higuain.
Jack Wilshere dengan anjing kesayangannya.
Wilshere dengan kompatriotnya di Arsenal, Kieran Gibbs.
Duet Tua-Muda kesayangan Barcelona.
Anda tentu tahu ini siapa.
Arshavin dan Fabregas pada saat kegiatan amal Arsenal di sebuah rumah sakit.
Nenek: “Cucuku, maukah kau memberikan gajimu minggu ini kepadaku? Hanya minggu ini saja“.
Entah bagaimana rasanya ‘memainkan’ diri sendiri.
Pekerjaan ‘sampingan’ Jack Wilshere.
Xabi Alonso dengan para sepupu saat makan malam di malam natal 2010.
Para pemain Arsenal saat makan siang setelah latihan untuk persiapan Boxing Day.
Coba tebak berapa orang Perancis di sini.
Sagna dan Wilshere sedang menandatangani foto mereka di sebuah kegiatan amal.
Sisi lain pesepakbola yang jarang kita lihat. Mereka seperti yang kita lihat sekarang adalah perpaduan manusia biasa, bakat istimewa yang mereka punya, kemampuan mereka untuk menggunakan bakat tersebut, dan tentu, keberuntungan. Kita semua jelas dilengkapi Tuhan dengan sejumlah bakat (yang tidak selalu sama setiap orangnya). Setidaknya para pesepakbola ini mencontohkan ke kita siapa pun bisa seperti mereka. Tidak melulu menjadi pesepakbola hebat, tapi menjadi orang bisa memanfaatkan bakatnya dengan sangat baik. Apapun itu.

0 komentar:

Posting Komentar